Pemilu : Televisi dan media online Memihak Calon Presiden, Ajang pemilu untuk menentukan calon presiden (capres) dan wakil presiden (wapres) Indonesia semakin meriah karena televisi dan media online.
Pro dan kontra politik pada salah satu calon memberikan respon yang sangat beragam baik positif maupun negatif dan menambah koleksi perbendaharaan pengetahuan dan hikmah. hal ini tentunya seharusnya akan menjadikan masyarakat semakin pandai dan pintar menentukan yang terbaik untuk pilihannya untuk ke depan.
Masyarakat harusnya nanti bisa semakin tajam memilih calon presiden dengan baik meskipun berbagai kampanye politik dan kabar dari berbagai media seperti berita dari media cetak, televisi, berita media online internet, maupun sosial media) sangat beragam.
Menghasut, menghina, memojokkan, dan menebar fitnah dengan memanfaatkan suatu kondisi tertentu terhadap lawan dukungannya seringkali dilakukan oleh tim sukses ataupun pihak lain dalam mengambil keuntungan tertentu.
Media informasi seperti televisi, radio, ataupun media internet sangat berpengaruh besar dalam menyampaikan informasi untuk membuat seseorang semakin terlihat baik ataupun menjadi sangat negatif dalam pandangan masyarakat.
Bisa dibayangkan bila stasiun televisi yang dalam beberapa menit bisa dilihat oleh jutaan orang, atau sebuah situs berita atau sosial media dengan user yang berjumlah sangat besar menayangkan sebuah informasi, hal ini bisa masuk ke dalam memori seseorang dan mempengaruhi untuk melakukan tindakan tertentu.
Terutama Perusahaan perusahaan besar yang saat ini mengelola stasiun televisi Indonesia seperti MetroTV, TVOne, SCTV, Indosiar, RCTI, atau media online internet seperti Merdeka.com, KasKus, Kompas, Detik, kompasiana, Tribun, Republika harus mempunyai tanggung jawab moral untuk bisa mendidik dan mencerdaskan masyarakat baik di politik ataupun banyak hal lainnya.
Perusahaan media informasi seharusnya bisa ikut meramaikan pasta demokrasi dengan menyampaikan informasi tentang politik atau pemilu dengan baik dan mendidik masyarakat. Sampaikan informasi atau berita dengan fakta yang sebenarnya dan berimbang tidak terlalu sangat memihak pada salah satu calon, apalagi memihak dengan cara menyampaikan rekayasa berita yang menyudutkan atau membunuh karakter.
Program televisi dan media online yang melibatkan masyarakat seperti investigasi atau opini harus berimbang baik dari sisi reporter maupun pihak yang digali informasinya, begitu juga dengan media online internet seperti forum, artikel pembaca sebaiknya dibuat secara terbuka agar banyak user yang bisa menanggapi dan berimbang.
Beberapa stasiun televisi yang disinyalir oleh masyarakat telah memihak calon presiden dan wakil presiden dengan frekuensi yang sangat tinggi dan kurang berimbang adalah stasiun televisi MetroTV dan TVOne. MetroTV yang dipimpin oleh Surya Paloh dianggap oleh banyak orang telah memihak calon presiden Jokowi (Joko Widodo) dan wakil presidennya Jusuf Kalla. Sedangkan TVOne yang pemilih terbesarnya adalah grup bakrie dianggap masyarakat telah memihak calon presiden Prabowo dan wakilnya Hatta Rajasa.
Beberapa media online internet yang dirasakan oleh masyarakat telah memihak pada salah satu calon presiden adalah Kompas.com, liputan6.com dan Detik.com memihak capres Jokowi dan situs merdeka.com, Viva.co.id dianggap memihak capres Prabowo Subianto.
Adanya informasi dan media yang memihak pada calon presiden akan diikuti oleh pendukung masing-masing untuk share ke media yang lain atau akun media sosialnya untuk bisa saling sahut menyahut dan mengejek pendukung lainnya.
Salah satu tanggapan masyarakat tentang adanya media yang memihak calon mengatakan bagimana bisa tidak mengatakan dan menyampaikan sesuatu yang tidak baik kalau memang adanya seperti itu, tidak seru kalau calon presiden yang kita banggakan dihina, kita akan membalasnya dengan berita yang tidak baik pada pendukung musuh kita.
Berita dan informasi yang berbeda baik berupa survey, gambar, foto, berita miring akan dijadikan senjata oleh pendukung untuk menyerang pendukung yang lain. Hal ini mungkin akan menjadi wajar apabila tidak adanya rekayasa informasi baik yang setengah-setengah atau tidak berimbang.
Sangat disayangkan apabila media informasi yang seharusnya mendidik namun menyajikan senjata-senjata tajam kepada pendukung masing-masing calon presiden atau wakilnya untuk saling berkelahi dan terpecah belah.
Berita dan informasi merupakan tanggung jawab moral media informasi terhadap kesatuan bangsa Indonesia ini. Kedepankan kepentingan masyarakat secara luas bukan hanya kepentingan salah satu orang atau kelompok tertentu saja.
Masyarakat juga harus cerdas, pintar, menggali, memilih dan memfilter informasi dan berita politik pemilu capres dari stasiun televisi maupun media online internet tidak asal dan terbawa secara emosional saja tidak mempertimbangkan kebenaran dan runtutan kronologis berita tidak setengah-setengah dan terpotong-potong.
Televisi Indonesia dan situs media online internet tergugahlan untuk bisa memajukan Indonesia dan kesatuan bangsa ini...
Ajang pemilu untuk menentukan calon presiden (capres) dan wakil presiden (wapres) Indonesia semakin meriah karena televisi dan media online.
Pro dan kontra politik pada salah satu calon memberikan respon yang sangat beragam baik positif maupun negatif dan menambah koleksi perbendaharaan pengetahuan dan hikmah. hal ini tentunya seharusnya akan menjadikan masyarakat semakin pandai dan pintar menentukan yang terbaik untuk pilihannya untuk ke depan.
Masyarakat harusnya nanti bisa semakin tajam memilih calon presiden dengan baik meskipun berbagai kampanye politik dan kabar dari berbagai media seperti berita dari media cetak, televisi, berita media online internet, maupun sosial media) sangat beragam.
Menghasut, menghina, memojokkan, dan menebar fitnah dengan memanfaatkan suatu kondisi tertentu terhadap lawan dukungannya seringkali dilakukan oleh tim sukses ataupun pihak lain dalam mengambil keuntungan tertentu.
Media informasi seperti televisi, radio, ataupun media internet sangat berpengaruh besar dalam menyampaikan informasi untuk membuat seseorang semakin terlihat baik ataupun menjadi sangat negatif dalam pandangan masyarakat.
Bisa dibayangkan bila stasiun televisi yang dalam beberapa menit bisa dilihat oleh jutaan orang, atau sebuah situs berita atau sosial media dengan user yang berjumlah sangat besar menayangkan sebuah informasi, hal ini bisa masuk ke dalam memori seseorang dan mempengaruhi untuk melakukan tindakan tertentu.
Terutama Perusahaan perusahaan besar yang saat ini mengelola stasiun televisi Indonesia seperti MetroTV, TVOne, SCTV, Indosiar, RCTI, atau media online internet seperti Merdeka.com, KasKus, Kompas, Detik, kompasiana, Tribun, Republika harus mempunyai tanggung jawab moral untuk bisa mendidik dan mencerdaskan masyarakat baik di politik ataupun banyak hal lainnya.
Perusahaan media informasi seharusnya bisa ikut meramaikan pasta demokrasi dengan menyampaikan informasi tentang politik atau pemilu dengan baik dan mendidik masyarakat. Sampaikan informasi atau berita dengan fakta yang sebenarnya dan berimbang tidak terlalu sangat memihak pada salah satu calon, apalagi memihak dengan cara menyampaikan rekayasa berita yang menyudutkan atau membunuh karakter.
Program televisi dan media online yang melibatkan masyarakat seperti investigasi atau opini harus berimbang baik dari sisi reporter maupun pihak yang digali informasinya, begitu juga dengan media online internet seperti forum, artikel pembaca sebaiknya dibuat secara terbuka agar banyak user yang bisa menanggapi dan berimbang.
Beberapa stasiun televisi yang disinyalir oleh masyarakat telah memihak calon presiden dan wakil presiden dengan frekuensi yang sangat tinggi dan kurang berimbang adalah stasiun televisi MetroTV dan TVOne. MetroTV yang dipimpin oleh Surya Paloh dianggap oleh banyak orang telah memihak calon presiden Jokowi (Joko Widodo) dan wakil presidennya Jusuf Kalla. Sedangkan TVOne yang pemilih terbesarnya adalah grup bakrie dianggap masyarakat telah memihak calon presiden Prabowo dan wakilnya Hatta Rajasa.
Beberapa media online internet yang dirasakan oleh masyarakat telah memihak pada salah satu calon presiden adalah Kompas.com, liputan6.com dan Detik.com memihak capres Jokowi dan situs merdeka.com, Viva.co.id dianggap memihak capres Prabowo Subianto.
Adanya informasi dan media yang memihak pada calon presiden akan diikuti oleh pendukung masing-masing untuk share ke media yang lain atau akun media sosialnya untuk bisa saling sahut menyahut dan mengejek pendukung lainnya.
Salah satu tanggapan masyarakat tentang adanya media yang memihak calon mengatakan bagimana bisa tidak mengatakan dan menyampaikan sesuatu yang tidak baik kalau memang adanya seperti itu, tidak seru kalau calon presiden yang kita banggakan dihina, kita akan membalasnya dengan berita yang tidak baik pada pendukung musuh kita.
Berita dan informasi yang berbeda baik berupa survey, gambar, foto, berita miring akan dijadikan senjata oleh pendukung untuk menyerang pendukung yang lain. Hal ini mungkin akan menjadi wajar apabila tidak adanya rekayasa informasi baik yang setengah-setengah atau tidak berimbang.
Sangat disayangkan apabila media informasi yang seharusnya mendidik namun menyajikan senjata-senjata tajam kepada pendukung masing-masing calon presiden atau wakilnya untuk saling berkelahi dan terpecah belah.
Berita dan informasi merupakan tanggung jawab moral media informasi terhadap kesatuan bangsa Indonesia ini. Kedepankan kepentingan masyarakat secara luas bukan hanya kepentingan salah satu orang atau kelompok tertentu saja.
Masyarakat juga harus cerdas, pintar, menggali, memilih dan memfilter informasi dan berita politik pemilu capres dari stasiun televisi maupun media online internet tidak asal dan terbawa secara emosional saja tidak mempertimbangkan kebenaran dan runtutan kronologis berita tidak setengah-setengah dan terpotong-potong.
Televisi Indonesia dan situs media online internet tergugahlan untuk bisa memajukan Indonesia dan kesatuan bangsa ini...